BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG TERULUR

AL HIKAM 007
SYAIKH IBNU ATHOILLAH

BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG TERULUR

 
مَاسَبَقَتْ أَغْصَانُ ذُلٍّ إِلَّا عَلَى بِذْرِ طَمْعٍ

Tidak tumbuh dahan-dahan kehinaan kecuali dari benih-benih ketamakan

Ketika biji-biji iri dan loba berakar di hati, maka kerendahan dan ketamakan akan tumbuh. Tamak, munafik, serta kehinaan dan kerugian adalah hal-hal yang saling bertautan. Lawannya adalah ridho atas kehendak-Nya dan memutus asa kepada makhluk dengan merenungkan rahmat Allah dalam segala situasi.

مَاقَـادَكَ شَـيْئٌ مِــثْــلُ الْوَهْمِ
Tiada sesuatu yang menuntutmu seperti angan-angan

Ilusi, fantasi, asumsi dan harapan yang bertumpuk akan timbul bila kita memberi nilai-nilai tertentu kepada situasi atau sesuatu, karena nilai-nilai dan pengalaman-pengalaman terus menerus akan bertambah, kita hanya akan diarahkan pada perjuangan dan ketidakpastian yang membingungkan. Ilusi dan nilai manusia berubah sepanjang waktu dan pasti menjauhkan kita dari kelegalan serta kedamaian batin. Al-Haqq Kekal dan satu-satunya sumber kesenangan, sedangkan jalan masuk menuju ke wilayah itu adalah diri yang selalu tunduk pada Yang Kuasa.

أَنْتَ حُــرٌّ مِـمَّا أَنْتَ عَـــنْهُ اٰيِسٌ, وَعَــبْدٌ لِمَا لَهُ طَامِــعٌ
Engkau adalah orang yang merdeka dari segala yang engkau berputus asa darinya, dan engkau adalah seorang budak bagi segala yang engkau inginkan.

Kehidupan secara spiritual akan tercerahkan yang berlandaskan pada keridlo’an serta penahanan diri, dan itu dapat terjadi bila hati kita terbebas dari kepuasan duniawi. Apa yang kita cita-citakan, (yang baik ataupun yang buruk) akan menyetir kita dengan kekuasaannya dan akan selalu menguasai hati kita. Dan, barang siapa yang terperdaya oleh ajakannya berarti ia tidaklah merdeka. Dikatakan, kemuliaan sejati ada bersama keputusasaan (dari pencapaian duniawi)

مَنْ لَـمْ يُـقْــبِـلْ عَلَى اللّٰـهِ بِـمُلَاطَفَاتِ الْإِحْسَانِ قِــيْدَ فِــيْهِ بِسَلَاسِلِ اْلإِمْــتِـحَانِ

Barang siapa yang mendekatkan diri kepada Alloh gara-gara halusnya kebaikan yang dia terima, maka ia  akan diseret dengan rantai cobaan

Sebagian orang dibawa untuk menuju kepada pengetahuan yang lebih tinggi dan penglihatan akan Cahaya Ilahi dengan mudah. Dan sebagian yang lain dinawa menuju perjuangan yang berdarah-darah. Pada saat senang dan lapang, diri ini selalu tergoda dan hati menjadi ternoda. Dalam kondisi sakit seperti itu, Rahmat-Nya akan terwujud melalui penderitaan dan keputusasaan. Alloh Maha Pengasih dan Maha Pemurah dalam semua situasi. Seruan-Nya muncul melalui bisikan maupun guntur.

مَنْ لَـمْ يَــشْكُـرِ النِّــعَمِ فَــقَدْ تَــعَــرَّضَ لِــزَوَالِــهَا, وَمَنْ شَكَــرَهَا فَــقَدْ قَـــيَّدَهَا بِعِـــقَالِـهَا

Barang siapa yang mengkufuri nikmat, itu berarti ia telah menginginkan hilangnya nikmat. Dan barang siapa mensyukurinya, berarti ia secara kuat telah mengikatnya

Syukur adalah sarana untuk memanfaatkan dan memelihara karunia-Nya. Hati yang selalu bersyukur akan memperkuat dan memantapkan kebaikan yang ada. Orang awam hanya bisa bersyukur bila menerima rizki material. Orang yang telah mengalami pencerahan batin, senantiasa ia akan bersyukur, baik ketika memperoleh nikmat maupun tidak. Orang-orang yang telah memperoleh nur Ilahi tidak akan mempedulikan nikmat maupun penderitaan.  Karena mereka selalu melihat karunia dan Rahmat Alloh ada dibalik semua penampakan serta pengalaman



خَفْ مِنْ وُجُوْدِ إِحْسَانِــهِ إِلَــيْكَ وَدَوَامِ إِسَاءَتِــكَ مَعَهُ أَنْ يَكُـوْنَ ذٰلِكَ اِسْـــتْـدْرَاجًا (سَنَسْـــتَــدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَــعْلَمُوْنَ)

Takutlah bahwa bila kebaikan Alloh selalu engkau peroleh pada saat engkau tetap berbuat maksiat kepada-Nya, lambat laun itu akan menghancurkanmu. “kami nanti akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dengan cara yang mereka tidak ketahui(Q.S. Al-A’rof : 182)

Hancur selangkah demi selangkah, maksudnya tergelincir ke jurang yang tanpa jalan keluar. Pencabutan nikmat-Nya bisa terjadi dengan serta merta dan jelas, atau bisa juga secara tak kentara dan tampak sebagai berkelanjutannya pemberian nikmat namun secara perlahan mendorong ke dalam jurang yang licin dan curam. Betapa banyak pendosa yang telah melakukan penyimpangan, sedangkan kemurahan-Nya kepada mereka masih terus tercurahkan sampai tiba saatnya kehancuran yang amat besar.

مِنْ جَهْلِ الْمُرِيْدِ أَنْ يُسِىيْـئَ الْأَدَبَ فَـــتُــؤَخِّـرَ الْعُــقُ
وْبَـةَ عَنْهُ, فَيَقُوْلُ : لَوْ كَانَ هَذَا سُوْءُ أَدَبٍ لَـقَطَعَ الْإِمْدَادُ وَأَوْجَبَ اْلإِبْــعَادُ. فَقَدْ يَـقْطَعُ الْمَدَدُ عَـنْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُوْنَ, وَلَوْ لَمْ يَكُنْ إِلَّا مَنْعُ الْمَزِيْدِ. وَقَدْ يُقَامُ مَقَامَ الْبُعْدِ وَهُوَ لَايَدْرِىْ, وَلَوْ لَمْ يَكُنْ إِلَّا أَنْ يُــخَلِّــيَكَ وَمَا تُرِيْدُ.

Diantara kebodohan seorang murid adalah jika ia tidak sopan lalu hukumannya ditangguhkan, maka ia berkata “seandainya ini adalah ketidaksopanan, pastilah terputus pertolongan dan bahkan dijauhkan”. Bisa jadi pertolongan yang diberikan padanya dihentikan tanpa ia sadari, sekalipun itu berupa tidak adanya tambahan. Dan bisa jadi pemberian pertolongan dijauhkan darinya tanpa ia sadari. Sekalipun itu hanya berupa membiarkan dirimu dan apa yang engkau inginkan.
  
Cara dan rencana Alloh yang tidak nampak mencakup situasi ketika nikmat-Nya terus terulur kepadanya. Ini adalah aspek penundaan-Nya dalam memberikan hukuman dan keadilan. Orang yang bertakwa pasti bia membaca pesan Alloh dalam semua keadaan dan lingkungan serta bertindak sesuai dengannya melalui upaya keras dalam memperbaiki amal dan mengekang kesenangan diri. Jalan menuju kebenaran diretas dengan kesopanan kepada-Nya dan dirambu-rambui oleh karunia-Nya.

إِذَا رَاَيْتَ عَبْدًا أقَامَهُ اللهُ تَعَالَى بِوُجُوْدِ الْأَوْرَادِ, وَأَدَامَهُ عَلَيْهَا مَعَ طُوْلِ الْإِمْدَادِ فَلَا تَسْتَحْقِرَنَّ مَا مَنَعَهُ مَوْلَاهُ لِأَنَّكَ لَمـْ تَرَ عَلَيْهِ سِيْمَا الْعَارِفِـــيْنَ وَلَا بَـهْجَــةً الْـمُحِبِّـــيْـــنَ, فَلَوْ لَا وَارَدٌ مَا كَانَ وِرْدٌ.

Jika enkau melihat seorang hamba yang ditetapkan oleh Alloh dalam menjaga wiridnya dan dilanggengkan-Nya dalam keadaan demikian, namun lama ia tidak mendapatkan pertolongan-Nya, maka jangan sampai remehkan apa yang Alloh akan berikan kepadanya. Pasalnya, engkau belum melihat tanda-tanda orang arif atau kegembiraan Pecinta Alloh pada dirinya. Kalaulah bukan karena karunia Ilham, tentu tidak akan ada wirid.

Dalam doa, munajat, dan wirid kepada Alloh terkadang ekspresi pencucian diri serta ibadah yang telah ditentukan, pertolongan yang diulurkan merupakan karunia dan kebijakan yang selalu ada. Zikir dan doa kepada Alloh tanpa keraguan akan menghasilkan nikmat-nikmat yang tak terkira. Dia (Alloh ) memuliakan hamba-hamba-Nya atas mereka akan nampak jelas, bahkan meskipun kearifan mereka tidak diakui.

قَوْمٌ أَقَامَهُ اْلـحَــقَّ لِـخِدْمَــتِهِ وَقَوْمٌ اِخْــــتَصَهُمْ بِـمَحَبَّــــتِهِ (كُلًّا نُـمِيْدُ هٰؤُلَاءِ وَهٰــؤُلَاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَ وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَـحْظُوْرًا )   

Ada orang-orang yang Alloh jadikan berkhidmat kepada-Nya, dan ada orang-orang yang Alloh pilih untuk mencintai-Nya. “kepada setiap golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidaklah terbatas”. (Q.S. Al-Isro’ : 20)
Bagi sebagian orang, jalan yang ditempuhnya terletak pada kesalahan, ibadah, kepatuhan, dan pengorbanan. Bagi sebagian yang lain, jalan yang harus ditempuh adalah kezuhudan, pengasingan, dan pelarian diri dari makhluk menuju Sang Khaliq. Maka, ada orang yang diberkati dengan cinta yang mutlak dan kerinduan kepada-Nya. Merekalah orang-orang yang benar-benar tercerahkan, yang telah sampai kepada-Nya. Orang-orang yang sholeh dan taat, akan selalu mencari-Nya. Orang-orang yang mendapat Nur Ilahi, akan melihat-Nya dalam segala sesuatu, serta orang-orang yang telah sampai kepada-Nya, dijadikan kaya oleh-Nya, sehingga mereka tidak lagi memiliki keinginan dan kebutuhan yang lain lagi.

Ayat tadi menegaskan bahwa semua makhluk menerima nikmat-Nya apa yang tepat untuk keadaannya, sesuai dengan kehendak-Nya, serta tidak mengikuti logika atau penilaian manusia.


0 Response to "BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG TERULUR"

Post a Comment