KEBAIKAN
ALLAH SWT
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ, اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ
الْـمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُـكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا, وَهُوَ الْعَزِيْزُ
الْغَفُوْرُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلٰهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ,
شَهَادَةً تُنْجِى قَائِلَهَا مِنَ النِّـيْرَانِ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْـمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَـمِيْنَ
لِيُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلاَخْلَاقِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, وَعَلٰى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الـمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ
اِلَّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَقَالَ تَعَالٰى : يٰاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا.
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
Ma’asyirol muslimin rohimakumullah.
Seringkali,, kebaikan Allah itu kita ukur dari sudut
pandangnya yang materi. Manakala kita punya tanah yang luas. Uang kita banyak.
Gaji besar. Rumah megah. Kendaraan bagus. Kita anggap Allah itu baik terhadap
kita. Lalu Ketika misalnya hidup kita serba terbatas. Kekurangan materi. Rumah
kecil. Kendaraan apa adanya, tanah kita juga tak punya. Sangkaan kita, Allah
itu tidak baik kepada kita. Itu sebabnya kalau kebaikan Allah itu kita ukur
dari sudut pandangnya yang materi dan harta benda, rasa rasanya terlalu sedikit
orang – orang yang mendapat kebaikan dari Allah Swt.
Saudara Hadirin...
Padahal sesungguhnya, segala macam bentuk apapun
yang meliputi dan yang kita miliki dalam hidup ini, semua itu merupakan tanda dan
pemberian atas kebaikan Allah terhadap kita manusia. Dan ukuran kebaikan Allah
itu tidak hanya dari sudut pandang yang kita lihat dari sisi materi dan harta
benda. Hirupan udara sehingga kita bisa bernafas, kepandaian kita melakukan sesuatu,
kemampuan untuk berbuat,, itupun
merupakan kebaikan dan nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada kita. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini, kita akan bicara kebaikan – kebaikan Allah
dalam bentuk yang lain. Maka dari itu mari kita renungkan sebuah hadis, dimana
baginda Rasulillah Muhammad Saw pernah bersabda : arba`atun,, man u`tiya hunna,
faqod u`tiaddun ya wal akhiroh. Ada 4 hal, siapa yang oleh Allah diberikan ke 4
hal ini, sungguh ia telah diberikan kebaikan dunia, dan sekaligus kebaikan
akhirat. Ini berarti, belum tentu yang kita anggap baik didunia, akan berbuntut
baik pula buat kita diakhirat kelak. Tapi ketika Allah berikan ke 4 hal ini,
sungguh ia diberikan kebaikan dunia, yang membawa kebaikan untuk akhiratnya.
Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah
Lalu apa ke 4 perkara ini yang disampaikan
Rasulullah itu, pertama,,,, qolban syakiro. Orang yang oleh Allah diberikan
hati yang pandai bersyukur.. hadirin.. ada pepatah lama mengatakan, hatiku,
adalah rumahku. Kalau luas hati, rumah yang kecil besar rasanya. Kalau sempit
hati, rumah yang besarpun kecil jadinya. Kalau hatipun sempit, rumahpun kecil,
kiamat namanya. Maka Orang yang diberikan hati yang pandai bersykur, bisa
mensyukuri nikmat, dan dengan dia bersyukur semakin menambah nikmat itu
kepadanya. Banyak orang kaya didunia ini, tapi miskin hati. Dan inilah godaan
terbesar dari gemerlapnya dunia ini. Orang orang sufi menjelaskan, bahwa kaya
itu ada 2 macam, ada kaya Majazi, dan kaya hakiki. kaya Majazi adalah kaya
dalam artian fisial. Kaya yang dalam hidupnya diselimuti harta benda namun hatinya
dibaluti dengan kemiskinan. Hidupnya sudah serba ada, tapi masih merasa kurang.
Rumahnya sudah titik air liur orang melihatnya, tapi dia belum merasa apa apa. Tanahnya
luas, pekerjaannya mapan, sehingga orang kagum melihatnya, itupun masih saja
merasa kurang. Padahal dari deretan bait segala sisi orang menganggap dia sudah
serba cukup, namun karena hati diliputi dengan penyakit kurangnya bersykur,
maka segala sesuatu masih dianggap serba kurang, maka hidupnyapun serba
berkekurangan. Maka orang yang diberikan hati yang pandai bersyukur, sekecil
apapun kondisi ekonomi dan kehidupannya, ia akan merasa cukup dan tidak merasa
serba,,, berkekurangan atas segala macam pemberian Allah Swt. Dan tanda orang
yang memiliki hati yang luas,,pertama, ia bisa mensyukuri Nikmat, dan tidak
mengingkari apa yang diberikan Allah kepadanya. sedangkan orang yang hatinya
sempit biasanya, tidak pandai mensyukuri nikmat, daann,,, tidak senang melihat
orang lain mendapat nikmat.
Hadirin Ma`asyiral Muslimin rahimakumullah
Lalu hal kedua, tanda orang yang diberikan
kebaikan Allah itu walisanan dzakiro. Orang yang diberikan lidah yang pandai
berzikir. Terpaut hatinya untuk selalu Menyebut nama Allah. Kalimat ini
memiliki banyak terjemahan. Pertama,, lisan yang selalu berzikir, lisan yang
selalu digunakan untuk menyebut nama Allah, sehingga dalam kondisi yang
bagaimanapun, ia ingat akan kehadiran Allah dalam kehidupannya. Lalu terjemahan
kedua, orang yang diberikan Lisan yang pandai berzikir itu artinya,, adalah
orang yang selalu bicara dan berkata yang baik – baik.
Hadirin Rahimakumllah..
Umumnya kita
manusia,, menilai dan melihat seseorang itu baik atau tidak, santun atau bukan,
pusat perhatian yang pertama kita lihat dan menjadi penilaian kita adalah, dari
tutur kata, serta ucapan yang keluar dari lisannya. Setiap tutur kata yang
keluar dari lisan kita menunjukkan ekspresi isi hati dan pikiran kita yang
sesunggunya. Hati diciptakan suci untuk membawa kita kejalan kebenaran. Tetapi
jika kita tak mampu menjauhkannya dari hal-hal yang dapat mengotorinya, maka
hati kita akan tercemar oleh keburukan. Maka dari itu, menjaga lisan kita sama
dengan menjaga hati kita tetap suci dan mencerminkan kepribadian yang luhur.
Satu ketika Rasulullah pernah berkata kepada Aisyah.. Ya Aisyah... Inna Syarrunnasi Manzillatan
`indallahi yaumal qiyamah,, Ya Aisyah, orang yang paling rendah martabatnya
disisi Allah pada hari kiamat nanti, adalah
man.. wada`ahu
autarokahunnas asuttiqo`i fuhsyihi,, yaitu orang yang semasa hidupnya
dikucilkan orang lain akibat seringnya berkata keji dan kotor.(HR. Bukhori
& Muslim).
Saudara hadirin,
sangat boleh jadi, dimasyarakat luas misalnya,,
seseorang bisa diterima dilingkungan masyarakatnya karena lidahnya, namun
seseorang seringkali dikucilkan atau dimusuhi sesamanya, pun akibat dari lidah
yang dimilikinya. Kehidupan dimasyarakat, pasti,,, penuh dengan dinamika
sosial. Tidak sedikit persahabatan menjadi
retak, hanya karena perkataan yang menyinggung perasaan. Banyak pertemanan yang
akhirnya berujung pertengkaran dan permusuhan, dan tidak sedikit pasangan suami
istri yang cekcok dan bertengkar, seringkali dikarenakan ucapan yang salah
keluar dari lisan seseorang. Olehkarena
itu pesan Nabi.Jika kamu beriman kepada
Allah dan hari akhir maka berkatalah yang baik. namun jika kamu tidak mampu
berkata baik, au liyasmut maka diam,,
merupakan jalan yang paling bijak. Maka,,,,, makna dari lisanan dzakiro,, tidak
hanya seseorang yang selalu mengingat Allah, namun dalam arti luas, lisan
digunakan untuk bicara yang baik baik, dan berkata yang benar adanya.
Lalu
yang ketiga, kebaikan yang diberikan Allah diluar materi itu, wabadanan `alal
bala`i sobiro. seseorang yang dikarunia badan yang tegar menghadapi bencana.
Tegar menghadapi cobaan. Dan kuat menghadapi tantangan. Saudara hadiri,, tantangan
itu perlu, untuk menguji mental kita. Cobaan itu perlu, untuk menaikkan status
ketaqwaan kita. Dan ujian juga perlu, untuk menentukan kadar keimanan kita
kepada Allah swt. Lalu apa cobaan Allah terhadap kita manusia?? Secara umum Ada
2 macam. Satu ayat mengatakan, wanablukum bilkhori wasyarrihi. Kami akan coba,
kami akan uji kamu manusia, dengan kebaikan dan keburukan. Dengan hal hal yang
enak dan yang tidak enak. Dengan sesuatu yang menyenagkan dan dengan yang tidak
menyenangkan. Makanya kadang – kadang kita berprasangka, bahwa sakit itu adalah
ujian. Padahal sehatpun merupakan cobaan. Hidup serba terbatas dan mungkin
serba berkekurangan itu merupakan ujian, Bergelimang kita dengan harta dan
materi itupun juga cobaan. Sebab kita menganggap bahwa, hal yang tidak enak
yang kita rasakan dalam hidup ini, itulah ujian. Padahal semua kesenangan dan
kebaikan pun, juga merupakan ujian. Maka seorang muslim diajarkan dengan 2 hal.
Bersyukur ketika mendapat nikmat dan karunia. Serta bersabar menghadapi cobaan
dan ujian.
Saudara
hadirin Rahimakumullah,, kecenderungan kita masnusia adalah. Ketika ada orang
misalnya, ataupun saudara kita mendapat ujian ataupun cobaan berupa kematian.
Kita yang tak menghadapinya mungkin mudah berucap, sabar. Hadapi dengan tawakal
dan lain sebagainya. Tapi disaat kita yang mendapat ujian dan cobaan berupa
kematian salah satu keluarga ataupun orang tua kita misalnya. Seringkali
kesabaran itu tak tampak ketika kita menghadapinya. sebab sudah menjadi
ketentuan Allah, bahwa hidup ini adalah Cobaan, Penuh Ujian, dan banyak
rintangan. Semakin tinggi kualitas iman dan ketaqwaan seseorang, maka akan
semakin tinggi pula ujian, cobaan dan rintangan yang dihadapinya. Maka orang
yang diberikan badan yang tegar ketika menghadapi cobaan dan ujian apapun
bentuknya, sungguh ia diberikan kebaikan oleh Allah, tidak hanya kebaikan untuk
duniawi, tapi juga kebaikan yang mampu menghantarkan ia ke kehidupan yang
Ukhrowi.
Ma`asyiral Muslimin Jama`ah Jum`ah Rahimakumullah
Dan yang keempat, tanda orang yang diberikan kebaikan Allah adalah, Wajauzatan
solihatan..yakni diberikan istri yang solihah. Saudara Hadirin.. apa
sesungguhnya ukuran istri solihah itu. Satu ketika Rasulullah pernah ditanya : Qila,
Lirasulillahi Saw, ayyin nisa`i khoir??? Duhai Rasul, Siapa wanita yang paling
baik itu?? Rasul menjawab,, Khoirunnisa`i,,
man tusirruka idza absorta. Sebaik-baik isteri ialah yang menyenangkan-mu ketika engkau menatapnya,
watuti`uka idza amarta, mematuhimu ketika diperintah,,watahfazu ghoibataka, fi
nafsika wamaliha. Dan ia mampu menjaga kehormatan-mu, yaitu dengan menjaga
dirinya dan juga harta-mu..
Hadirin
Rahimakumullah
Ciri pertama istri yang
sholihah itu adalah menyenangkan jika dipandang suami. Menyenangkan, tidak
harus cantik fisik menurut banyak orang; yang kulitnya putih, hidungnya mancung,
dagunya bak lebah bergantung. Menyenangkan bukan semata mata karna kecantikan
fisik, namun lebih kepada kecantikan yang bersumner dari jiwanya. Karena sebab
kucuran air wudhunya, tutur katanya, keikhlasan untuk menerima kekurangan
suaminya, serta pancaran rasa syukur dalam hidupnya. Wajah yang senantiasa
dihiasi dengan senyuman dan memancarkan keteduhan inilah yang menyenangkan
suami. Sebaliknya, semahal apa pun make up dan polesan wajah seorang istri, ia
takkan menyenangkan,, jika selalu menunjukkan wajah yang cemberut, suka
berkeluh kesah, apalagi tidak mampu menjaga lisan dan tutur katanya. Lalu ciri
yang kedua, istri yang sholihah itu, taat kepada perintah suami, Sepanjang
perintah itu tidak bertentangan dengan syariat agama. Saudara hadirin,, Di
zaman modern ini, atas nama emansipasi dan kesetaraan gender, sering kali
seorang istri tidak lagi mau mentaati suaminya. Terlebih ketika istri mungkin lebih
tinggi dalam hal penghasilan, lebih tinggi dalam hal pendidikan dan lain
sebagainya. Betapapun tinggi kedudukan dan penghasilan istri dalam kehidupan
rumah tangganya, sungguh tak akan melepaskan kewajiban, untuk taat kepada
perintah suaminya, didalam rumah tangganya. Lalu ciri yang ketiga, istri yang
sholihah itu, mampu menjaga kehormatan diri dan harta suaminya, dalam situasi
dan kondisi yang bagaimanapun juga. Hadirin... pepatah lama mengatakan bahwa, tidak ada suami
sukkses mau jadi apapun dia, tanpa peran serta dan dukungan seorang istri
disampingnya. Sejarah mencatat bahwa, Rasulullah menikahi Siti Khodijah, yang
usia beliau jauh lebih tua kurang lebih 15 tahun, dengan rasulullah. Ini
membuktikan, bahwa Rasululullah menikahi siti khadijah tidak hanya untuk mengutamakan
kebutuhan biologisnya semata, namun Rasul mencari tidak hanya sebatas istri,
melainkan juga seorang pendamping. Boleh jadi,, setiap wanita bisa menjadi istri,
tapi tidak setiap istri, mampu menjadi seorang pendamping hidup. Yang dalam
kondisi susah dan senang dilalui bersama, menerima kelebihan dan kekurangan
keduanya, serta tak mudah berkeluh kesah, didalam mengarungi rumah tangga dalam
kehidupannya.
Semoga, kita termasuk hamba Allah yang diberikan hati
pandai bersyukur, lisan yang senantiasa berzikir, badan yang kuat menghadapi cobaan
dan ujian, serta dikarunia Istri yang sholehah, yang itu semua merupakan
kebaikan Allah, tidak hanya untuk dunia, namun juga kebaikan dan kebahagiaan untuk
kehidupan di akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ
مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا
كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ
الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى
اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا
عِبَادَ الله اِتَّقُوْا الله وَ اعْلَمُوْا اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ
الْأُمُوْرِ وَ يَكْرَهُ سَفَاسِفَهَا يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ اَنْ يَّكُوْنُوْا
فِى تَكْمِيْلِ اِسْلَامِهِ وَ اِيْمَانِهِ وَ اِنَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ
الْفَاسِقِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ
عَلَى اَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ
وَ عَلَى اَلِ اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ
الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ
قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ
اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ
اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ
ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا
اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
عِبَادَ الله! اِنَّ الله
يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ .
0 Response to "KHUTBAH JUM'AT KEBAIKAN ALLAH "
Post a Comment