SEJARAH RATIBUL HADAD
Ratibul Haddad diambil dari nama penyusunnya, yaitu Syaikh Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad. Beliau merupakan seorang Mujaddid (pembaharu dalam sunia Islam). Begitu banyak karya Syaikh Abdulllah bin Alwi Al-haddad, daan karangan beliau yang terkenal hingga saat ini msih terjaga dan selalu dibaca oleh kalangan Ahlu Sunnah Wal Jamaah adalah Ratib Al-Haddad.
Ratib
Al-Haddad Al-Syahir (Ratib Syaikh Abdullah bin Alwi Al-haddad Yang Termasyhur)
disusun berdasarkan inspirasi beliau pada malam Lailatul Qadar 27 Ramadhan 1071
Hijriyah bertepatan dengan tanggal 26 Mei 1661.
Ratib
ini disusun demi menunaikan permintaan salah seorang murid beliau, yaitu Amir (seorang
Raja / pemimpin bangsa) dari keluarga Bani Sa’d yang tinggal di sebuah kampung
di Shibam, Hadhramaut. Tujuan Amir meminta dibuatkan wirid Ratib adalah untuk
membentengi penduduk dan rakyatnya agar terlindung serta dpat menyelamatkan
iman diri mereka dari fitnah, hasutan dan praktrik-praktik keagamaan yang
menyesatkkan pada waktu itu.
Pertama
kalinya, Ratib ini dibaca di kampung Amir sendiri, yaitu di kota Shibam setelah
mendapat izin dan ijazah dari Syaikh Al-Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad.
Selepas itu Ratib ini dibaca di Mesjid Al-Imam Al-Haddad di Al-Hawi, Tarim
dalam tahun 1072 H./1661 M. Dengan Rahmat dan atas izin Allah, kampung tersebut
selamat dari fitnah dari ajaran-ajaran yang menyesatkan.
Aurad
ratibul haddad ini dibaca secara berjamaah setelah selesai menunaikan ibadah
solat Isya’ sebelum sholat tarawih pada bulan Ramadhan. Dan ketika Syakh Imam
Abdullah bin Alwi Al-Hadda menunaikan ibadah haji, Aurad ratibul Haddad ini
muali dibaca di makkah Al-Mukarromah dan Madinah Al-Munawwaroh. Sehingga sampai
hari ini, Ratib Al-Haddad masih dibaca disana setiap malamnya bertempat di Babu
Shoaf (Makkah) dan Babu Rohmah (Madinah).
Habib
Ahmad bin Zein Al-Habsyi pernah menyatakan bahawa sesiapa yang membaca Ratib
Al-Haddad dengan penuh keyakinan dan iman dengan terus membaca “ La ilaha
illallah” hingga seratus kali (walaupun pada kebiasaannya dibaca lima puluh
kali), maka ia akan dikurniai dengan pengalaman yang di luar dugaannya yang
belum ia ketahui.
Kemungkinan
ada beberapa perbedaan dalam berbagai cetakan kitab Ratib Al-Hadad ini,
terutama setelah membaca Surat AL-Fatihah yang terakhir. Beberapa doa mungkin ditambahkan
oleh pembacanya / Mujiznya. Syaikh Al-Habib Ahmad Masyhur bin Taha Al-Haddad
memberi ijazah kepada para santri dan pengikutnya untuk membaca Aurad Ratib
AL-Haddad ini dan menyarankannya untuk dibaca ketika menghadapi masa–masa sulit,
paceklik, penuh fitnah dan sebagainya. Mudah-mudahan yang membaca aurad Ratib Al-Haddad
ini diselamatkan oleh Allah dari berbagai macam bala’, fitnah, bahaya dan
kesusahan lainnya.
Dalam
setiap ayat dan doa didalam aurad ratib Al-Haddad ini termaktub Asma’ Allah ﷻ yang dipetik dari Al-Quran dan
hadits Rasulullah ﷺ. Bilangan
bacaan di tiap-tiap doa biasanya dibaca sebanyak tiga kali (menggunakan bilangan ganjil / witir) berdasarkan saranan pengarangnya
Syaikh Imam Al-Haddad sendiri. Beliau menyusun zikir-zikir yang pendek dan
dibaca berulang ulang, agar mudah dalam membacanya. Zikir pendek ini jika dibaca
secara istiqamah itu lebih baik daripada zikir panjang yang dibuat secara
berkala.
KEUTAMAAN MEMBACA RATIB AL-HADDAD
Banyak
sekali cerita mengenai kelebihan RatibAl-Haddad diantaranya adalah : Habib Abu
Bakar bin Abdullah Al-Jufri di Seiwun Hadhramaut berkata : “Pada suatu masa
kami serombongan sedang menuju ke Makkah untuk menunaikan Haji, kapal kami kandas
dan tidak dapat meneruskan perjalanan. Maka kamipun berlabuh di pantai, lalu
kami isi kapal-kapal itu dengan gerbah-gerbah (tempat isi air terbuat dari kulit),
dan kami pun berangkat dengan berjalan kaki siang dan malam. Kerana kami takut
jikalau ketinggalan dalam menunaikan ibadah Haji. Di suatu perhentian, kami
mencoba untuk meminum air dari gerbah tersebut, dan kami mendapati airnya asin,
lalu kami buang air itu. Kami duduk tidak tahu apa yang harus perbuat. Maka
saya sarankan kepada segenap rombongan untuk membaca Ratib Haddad. Dengan
harapan mudah-mudahan Allah akan memberikan kemudahan dari cobaan yang sedang
kami hadapi. Belum sempat kami selesai membacanya, tiba-tiba kami lihat dari
kejauhan sekumpulan orang yang sedang menunggang unta menuju ke tempat kami. Kami
bergembira sekali. Tetapi ketika mereka mendekati kami, kami dapati mereka adalah
gerombolan perompak yang sering merampas harta-benda orang yang lalu-lalang di
stempat ini. Namun rupanya Allah ﷻ telah melembutkan hati
mereka bila mereka mengetahui kapal kami kandas, lalu mereka memberi kami minum
dan mengajak kami menunggang unta mereka untuk mengantarkan kami ke tempat
sekumpulan kaum Syarif tanpa diganggunya sama sekali, dan dari situ kami pun
berangkat lagi menuju ke makkah untuk menunaikan ibadah Haji. Syukur atas pertolongan
Alloh ﷻ berkat membaca Ratib Al-haddad ini.
Cerita
ini pula diberitakan oleh seorang yang mencintai keturunan Sayyid, katanya:
“Sekali peristiwa saya berangkat dari negeri Ahsa’i menuju ke Hufuf. Di
perjalanan itu saya terlihat kaum Badwi yang biasanya merampas hak orang yang
melintasi perjalanan itu. Saya pun berhenti dan duduk, di mana tempat itu pula
saya gariskan tanahnya mengelilingiku dan saya duduk di tengah-tengahnya
membaca Ratib ini. Dengan kuasa Alloh mereka telah berlalu di hadapanku seperti
orang yang tidak menampakku, sedang aku memandang mereka.” Begitu juga pernah
berlaku semacam itu kepada seorang alim yang mulia, namanya Hasan bin Harun
ketika dia keluar bersama-sama teman-temannya dari negerinya di sudut Oman
menuju ke Hadhramaut. Di perjalanan mereka dibajak oleh gerombolan perompak,
maka dia menyuruh orang-orang yang bersama-samanya membaca Ratib ini.
Alhamdulillah, gerombolan perompak itu tidak mengapa-apakan siapapun, malah
mereka berlalu dengan tidak mengganggu.
Apa
yang diberitakan oleh seorang Arif Billah Abdul Wahid bin Subait Az-Zarafi,
katanya: Ada seorang penguasa yang ganas yang dikenal dengan nama Tahmas yang
juga dikenal dengan nama Nadir Syah. Tahmas ini adalah seorang penguasa ajam
yang telah menguasai banyak dari negeri-negeri di sekitarannya. Dia telah
menyediakan tentaranya untuk memerangi negeri Aughan. Sultan Aughan yang bernama
Sulaiman mengutus orang kepada Imam Habib Abdullah Haddad memberitahunya, bahwa
Tahmas sedang menyiapkan tentera untuk menyerangnya. Maka Habib Abdullah Haddad
mengirim Ratib ini dan menyuruh Sultan Sulaiman dan rakyatnya membacanya.
Sultan Sulaiman pun mengamalkan bacaan Ratib ini dan memerintahkan tenteranya
dan sekalian rakyatnya untuk membaca Ratib i ini dengan bertitah: “Kita tidak
akan dapat dikuasai Tahmas kerana kita ada benteng yang kuat, iaitu Ratib
Haddad ini.” Benarlah apa yang dikatakan Sultan Sulaiman itu, bahwa negerinya
terlepas dari penyerangan Tahmas dan terselamat dari angkara penguasa yang
ganas itu dengan sebab berkat Ratib Haddad ini.
Saudara
penulis Syarah Ratib Al-Haddad ini yang bernama Abdullah bin Ahmad juga pernah
mengalami peristiwa yang sama, yaitu ketika dia berangkat dari negeri Syiher
menuju ke bandar Syugrah dengan kapal, tiba-tiba angin macet tiada bertiup
lagi, lalu kapal itu pun terkandas tidak bergerak lagi. Agak lama kami menunggu
namun tidak berhasil juga. Maka saya mengajak rekan-rekan membaca Ratib ini ,
maka tidak berapa lama datang angin membawa kapal kami ke tujuannya dengan
selamat dengan berkah membaca Ratib ini.
Suatu
pengalaman lagi dari Sayyid Awadh Barakat Asy-Syathiri Ba’alawi ketika dia
belayar dengan kapal, lalu kapal itu telah tersesat jalan sehingga membawanya
terkandas di pinggir sebuah batu karang. Ketika itu angin juga macet tidak
dapat menggerakkan kapal itu keluar dari bahayanya. Kami sekalian merasa
bimbang, lalu kami membaca Ratib ini dengan niat Alloh akan menyelamatkan kami.
Maka dengan kuasa Alloh SWT datanglah angin dan menarik kami keluar dari tempat
itu menuju ke tempat tujuan kami. Maka kerana itu saya amalkan membaca Ratib
ini. Pada suatu malam saya tertidur sebelum membacanya, lalu saya bermimpi
Habib Abdullah Haddad datang mengingatkanku supaya membaca Ratib ini, dan saya
pun tersadar dari tidur dan terus membaca Ratib Haddad itu.
Di
antaranya lagi apa yang diceritakan oleh Syeikh Allamah Sufi murid Ahmad
Asy-Syajjar, iaitu Muhammad bin Rumi Al-Hijazi, dia berkata: “Saya bermimpi
seolah-olah saya berada di hadapan Habib Abdullah Haddad, penyusun Ratib ini.
Tiba-tiba datang seorang lelaki memohon sesuatu daripada Habib Abdullah Haddad,
maka dia telah memberiku semacam rantai dan sayapun memberikannya kepada orang
itu. Pada hari besoknya, datang kepadaku seorang lelaki dan meminta daripadaku
ijazah (kebenaran guru) untuk membaca Ratib Haddad ini, sebagaimana yang
diijazahkan kepadaku oleh guruku Ahmad Asy-Syajjar. Aku pun memberitahu orang itu
tentang mimpiku semalam, yakni ketika saya berada di majlis Habib Abdullah
Haddad, lalu ada seorang yang datang kepadanya. Kalau begitu, kataku, engkaulah
orang itu.” Dari kebiasaan Syeikh Al-Hijazi ini, dia selalu membaca Ratib
Haddad ketika saat ketakutan baik di siang hari mahupun malamnya, dan memang
jika dapat dibaca pada kedua-dua masa itulah yang paling utama, sebagaimana
yang dipesan oleh penyusun Ratib ini sendiri. Ada seorang dari kota Quds (Syam)
sesudah dihayatinya sendiri tentang banyak kelebihan membaca Ratib ini, dia
lalu membuat suatu ruang di sudut rumahnya yang dinamakan Tempat Baca Ratib, di
mana dikumpulkan orang untuk mengamalkan bacaan Ratib ini di situ pada waktu
siang dan malam.
Di
antaranya lagi, apa yang diberitakan oleh Sayyid Ali bin Hassan, penduduk
Mirbath, katanya: “Sekali peristiwa aku tertidur sebelum aku membaca Ratib, aku
lalu bermimpi datang kepadaku seorang Malaikat mengatakan kepadaku: “Setiap
malam kami para Malaikat berkhidmat buatmu begini dan begitu dari bermacam-macam
kebaikan, tetapi pada malam ini kami tidak membuat apa-apa pun karena engkau
tidak membaca Ratib. Aku terus terjaga dari tidur lalu membaca Ratib Haddad itu
dengan serta-merta.
Setengah
kaum Sayyid bercerita tentang pengalamannya: “Jika aku tertidur ketika aku
membaca Ratib sebelum aku menghabiskan bacaannya, aku bermimpi melihat
berbagai-bagai hal yang mengherankan, tetapi jika sudah menghabiskan bacaannya,
tidak bermimpi apa-apa pun.”
Di
antara yang diberitakan lagi, bahawa seorang pecinta kaum Sayyid, Muhammad bin
Ibrahim bin Muhammad Mughairiban yang tinggal di negeri Shai’ar, dia bercerita:
“Dari adat kebiasaan Sidi Habib Zainul Abidin bin Ali bin Sidi Abdullah Haddad
yang selalu aku berkhidmat kepadanya tidak pernah sekalipun meninggalkan bacaan
Ratib ini. Tiba-tiba suatu malam kami tertidur pada awal waktu Isya’, kami
tidak membaca Ratib dan tidak bersembahyang Isya’, semua orang termasuk Sidi
Habib Zainul Abidin. Kami tidak sedarkan diri melainkan di waktu pagi, di mana
kami dapati sebagian rumah kami terbakar.
Kini tahulah kami bahwa semua itu berlaku karena tidak membaca Ratib ini. Sebab
itu kemudian kami tidak pernah meninggalkan bacaannya lagi, dan apabila sudah
membacanya kami merasa tenteram, tiada sesuatupun yang akan membahayakan kami,
dan kami tidak bimbang lagi terhadap rumah kami, meskipun ia terbuat dari
dedaunan korma, dan bila kami tidak membacanya, hati kami tidak tenteram dan
selalu kebimbangan.”
Berkata
Habib Alwi bin Ahmad, penulis Syarah Ratib Al-Haddad: “Siapa yang melarang
orang membaca Ratib ini dan juga wirid-wirid para salihin, niscaya dia akan
ditimpa bencana yang berat daripada Allah Ta’ala, dan hal ini pernah berlaku
dan bukan omong-omong kosong.” Berkata Sidi Habib Muhammad bin Zain bin Semait
Ba’alawi di dalam kitabnya Ghayatul Qasd Wal Murad: Telah berkata Saiyidina
Habib Abdullah Haddad: “Siapa yang menentang atau membangkang orang yang
membaca Ratib kami ini dengan secara terang-terangan atau disembunyikan
pembangkangannya itu akan mendapat bencana seperti yang ditimpa ke atas
orang-orang yang membelakangi zikir dan wirid atau yang lalai hati mereka dari
berzikir kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman: “Dan barangsiapa yang
berpaling dari mengingatiKu, maka baginya akan ditakdirkan hidup yang sempit.”
( Thaha: 124 ) Allah berfirman lagi: “Dan barangsiapa yang berpaling dari
mengingati Tuhan Pemurah, Kami balakan baginya syaitan yang diambilnya menjadi
teman.”
( Az-Zukhruf: 36 ) Allah berfirman lagi: “Dan barangsiapa yang berpaling dari
mengingat Tuhannya, Kami akan menurukannya kepada siksa yang menyesakkan
nafas.” ( Al-Jin: 17)
(1) Dipetik dari: Syarah Ratib Haddad: Analisa Dan Komentar – karangan Syed Ahmad Smith, terbitan Pustaka Nasional Pte. Ltd.
BACAAN ROTIB AL HADAD
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ
للهِ رَبِّ الْعَالَـمِيْنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
إيَّــاكَ نَعْبُدُ وَإيَّــاكَ نَسْتَعِــيْنُ إهْدِنَا الصِّرَاطَ الْـمُسْتَــقِــيْمَ
صِرَاطَ الَّذِيْنَ أنْعَمْتَ عَلَيْــهِمْ غَيْرِ الْـمَغْضُوْبِ عَلَيْــهِمْ
وَلَا الضَّآلِّـــيْنَ
وَإلٰهُكُمْ
إلٰهُ وَاحِدٌ, لَا إلٰهَ إلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ. اللهُ لَا إلٰهَ
إلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ, لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ, لَهُ مَا
فِى السَّمٰوٰاتِ وَمَا فِى اْلأَرْضِ, مَنْ ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ إلَّا
بِــإِذْنِهِ, يَعْلَمُ مَا بَـــيْنَ أَيْدِيْـهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا
يُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِنْ عِلْمِهِ إلَّا بِمَا شَآءَ, وَسِعَ كُرْسِيُّهُ
السَّمٰوٰاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَؤُدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِــيُّ
الْعَظِيْمِ
لِلّٰهِ
مَا فِى السَّمٰوٰاتِ وَمَا فِى اْلأَرْضِ, وَإنْ تُــبْدُوا مَا فِى أَنْفُسِكُمْ
أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللهُ, فَيَغْفِرُ لِـمَنْ يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ
مَنْ يَشَآءُ, وَاللهُ عَلٰى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. آمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَا
أُنْزِلَ إلَيْهِ مِنْ رَبِّـــهِ وَالْـمُؤْمِنُوْنَ, كُـلٌّ آمَنَ بِاللهِ
وَمَلَائِــكَــتِهِ وَكُــتُــبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَــيْنَ أحَدٍ مِنْ
رُسُلِهِ, وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّـــنَا وَإلَيْكَ
الْـمَصِيْرُ, لَايُكَــلِّفُ اللهَ نَفْسًا إلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ
وَعَلَيْـهَا مَا اكْـتَسَبَتْ, رَبَّـــنَا لَا تُؤَخِذْنَا إنْ نَسِيْنَا أوْ
أَخْطَأْنَا, رَبَّــنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى
الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا, رَبَّــنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا
بِهِ, وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا أنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا
عَلَى الْقَوْمِ اْلكَافِرِيْنَ
لَا إلٰهَ
إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْـكَ لَهُ, لَهُ الْـمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى
وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ (ثلاث مرات)
سُبْحَانَ
اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ (ثلاث مرات)
رَبَّــنَا
اغْفِرْلَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّــكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ (ثلاث
مرات)
اَللّٰهُمَّ
صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ (ثلاث مرات)
اَعُوْذُ
بِكَــلِمَاتِ اللهِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (ثلاث مرات)
بِسْمِ
اللهِ الَّـذِى لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِى اْلأَرْضِ وَلَا فِى
السَّمَآءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ (ثلاث مرات)
رَضِيْـنَا
بِاللهِ رَبًّـــا وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِـــيًّا
وَرَسُوْلًا (ثلاث مرات)
بِسْمِ
اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَالْخَيْرِ وَالشَّرِّ بِمَشِيْئَةِ اللهِ (ثلاث مرات)
آمَنَّا
بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ تُــبْنَا إلَى اللهِ بَاطِنًا وَظَاهِرًا (ثلاث
مرات)
يَارَبَّــنَا
وَاعْفُ عَنَّا وَامْحُ الَّذِىْ كَانَ مِنَّـا (ثلاث مرات)
يَاذَا
الْجَلَالِ وَاْلِإكْرَامِ أَمِتْنَا عَلَى دِيْنِ اْلإِسْلَامِ (سبع مرات)
يَاقَوِىُّ
يَامَتِــيْنُ إكْفِنَا شَرَّ الظَّالِـمِيْنَ (ثلاث مرات)
أَصْلَحَ
اللهُ اُمُوْرَ الْـمُسْلِمِيْنَ صَرَفَ اللهُ شَرَّ الْـمُؤْذِيْنَ (ثلاث مرات)
يَاعَلِيُّ
يَاكَبِـيْرُ يَاعَلِيْمُ يَاقَدِيْرُ يَاسَمِيْعُ يَابَصِيْرُ يَالَطِيْفُ
يَاخَبِــيْرُ (ثلاث مرات)
يَافَرِجَ
الْهَمِّ يَاكَاشِفَ الْغَمِّ يَامَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ (ثلاث مرات)
أَسْتَغْفِرُ
اللهَ رَبَّ الْبَرَيَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْخَطَايَا (أربع مرات)
لَا إلٰهَ
إلَّا اللهُ لَا إلٰهَ إلَّا اللهُ (خمس
وعشرون مرات)
مُحَمَّدٌ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّفَ وَكَرَّمَ وَمَجَّدَ وَعَظَّمَ
وَرَضِيَ اللهُ تَعَالٰى عَنْ أهْلِ بَــيْتِهِ الطَّيِـــبِــــيْنَ الطَّاهِرِيْنَ
وَأَصْحَابِهِ الْأَكْرَمِـــيْنَ الْـمُهْتَدِيْنَ وَأَزْوَاجِهِ الطَّاهِرَاتِ أُمَّـهَاتِ
الْـمُؤْمِــنِــيْنَ وَالتَّابِعِـــيْنَ لَهُمْ بِــإِحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ وَفِيْـهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ لَمْ
يَـــلِدْ وَلَمْ يُوْلَدُ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِنْ شَرِّ
مَا خَلَقَ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إذَا وَقَبَ وَمِنْ شَرِّ النَّفَاسَاتِ فِى
اْلعُقَدِ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إذَا حَسَدَ
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّــاسِ مَلِكِ
النَّــاسِ إلٰــهِ النَّاسِ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِى
يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّـــةِ وَالنَّاسِ
اَلْفَاتِحَةِ
إِلٰى رُوْحِ
سَيِّدِنَا وَحَبِــيْــبِنَا وَشَفِيْعِنَا رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّــــتِهِ
أَنَّ اللهَ يُعْلِى دَرَجَاتِـهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَـــنْفَعُنَا بِأَسْرَارِهِمْ
وَأَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَيَجْعَلُنَا مِنْ حِزْبِــهِمْ
وَيَرْزُقْنَا مَحَبَّـــتَـهُمْ وَيَــتَوَفَّانَا عَلَى مِلَّتِـهِمْ وَيَحْشُرْنَا
فِى زُمْرَتِـهِمْ اَلْفَاتِحَةِ: ....
إلٰى رُوْحِ
سَيِّدِنَا الْفَقِـيْهِ الْـمُقَدَّمِ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِىِّ بَاعَلَوِىْ وَأُصُوْلِهِ
وَفُرُوْعِهِ وَذَوِى الْحُقُوْقِ عَلَيْـهِمْ أَجْمَعِــيْنَ أَنَّ اللهَ يَغْفِرُ
لَهُمْ وَيَرْحَمْهُمْ وَيُعْلِى دَرَجَاتِـهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِأَسْرَارِهِمْ
وَأنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ وَنَفَحَاتِـهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّيْنَا وَاْلآخِرَةِ.
الْفَاتِحَةِ:....
إِلَى رُوْحِ
سَيِّـدِنَا وَحَبِــيْبِـــنَا وَعُمْدَتِــنَا صَاحِبِ الرَّاتِبِ قُطْبِ اْلإِرْشَادِ
الْحَبِـــيْبِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَلْوِى الْحَدَادِ وَأُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ وَذَوِى
الْحُقُوقِ عَلَيْـهِمْ أَجْمَعِـــيْنَ أنَّ اللهَ يَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْحَمْهُمْ
وَيُعْلِى دَرَجَاتِـهِمْ فَى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِاَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ
وَعُلُوْمِــهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ الْفَاتِحَةِ:....
إِلَى أرْوَاحِ
الأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِـــيْنَ وَاْلأَئِمَّةِ الرَّاشِدِيْنَ ثُمَّ إِلَى أَرْوَاحِ
وَالِدِيْنَا وَمَشَايِخِنَا وَمُعَلِّمِنَا وَذِى الْحُقُوْقِ عَلَيْـــنَا أجْمَعِـــيْنَ
ثُمَّ إلَى أرْوَاحِ أمْوَاتِ هَذِهِ الْبَـــلْدَةِ مِنَ الْـمُسْلِمِـــيْنَ وَالْـمُسْلِمَاتِ
وَالْـمُؤْمِنِـــيْنَ وَالْـمُؤْمِنَاتِ أنَّ اللهَ يَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْحَمْهُمْ
وَيُعْلِى دَرَجَاتِــهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِأَسْرَارِهِمْ وَعُلُومِهِمْ
فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْــيَا وَالآخِرَةِ الْفَاتِـــحَةِ :....
اَلْفَاتِـــحَةِ
بِنِــيَّةِ الْقَبُوْلِ وَتَمَامِ كُلِّ سُؤَالٍ مَأْمُوْلٍ وَصَالَاحِ الشَّانِ
ظَاهِرًا وَبَاطِنًا فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ دَافِعَةً لِكُلِّ شَرٍّ
جَالِيَةٍ لِكُلِّ خَيْرٍ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِأَحْبَابِنَا وَلِـمَشَايِخِنَا
فِى الدِّيْنِ مَعَ اللُّطْفِ وَالْعَافِيَةِ وَعَلَى نِيَّةٍ أنَّ اللهَ يُنَوِّرُ
قُلُوْبُنَا وَقَوَالِبِنَا مَعَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَاْلعَفَافَ وَالْـمَوْتَ عَلَى
الدِّيْنِ اْلإِسْلَامِ بلِاَ مِحْنَةٍ وَلَا امْتِنَاحٍ بِجَاهِ سَيِّدِنَا وَلَدِ
عَدْنَانَ جَامِعَةً لِكُلِّ نِيَّةٍ صَالِحٍ
وَزِيَادَةً وَمَحَبَّةً فِى شَرَفِ الْحَبِـــيْبِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْفَاتِحَةِ : ....
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
0 Response to "SEJARAH DAN KHASIAT BACAAN ROTIB AL HADAD"
Post a Comment