AL HIKAM 001 : HIKMAH DAN PERENUNGAN SPIRITUAL


 AL-HIKAM
HIKMAH DAN RENUNGAN SPIRITUAL 
OLEH : SYAIKH IBNU ATHO'ILLAH 
BAGIAN 001
BERSERAH PADA TAKDIR DAN ANUGERAH ALLAH

مِنْ عَلَامَةِ اْلإِعْـتِمَادِ عَلَى الْعَمَلِ نُــقْصَانُ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُوْدِ الزَّلَلِ
Salah satu tanda bergantung pada amal adalah berkurangnya harapan tatkala gagal.


Jika kita berasusi bahwa sumber kekuatan dibalik usaha-usaha adalah diri kita sendiri, kita akan kecewa kala hasilnya tak sesuai dengan harapan kita. Tetapi kalau kita benar-benar berserah diri kepada Allah, maka kita akan melihat satunya asal dan pelaksanaannya dan juga hasilnya. Kegagalan kemudian hanya akan kita anggap sebagai peringatan untuk memperkuat kesadaran kita akan kehendak, rahmat dan kemurahan Allah. Di mata orang yang tercerahkan terdapat kesatuan totalitas dalam usaha dan hasilnya.

إِرَادَتُكَ التَّجْرِيْدُ مَعَ إِقَامَةِ اللـَّــهِ إِيَّاكَ فِى اْلأَسْبَابِ مِنَ الشَّهْوَةِ الْـخَــفِيَّةِ, وَإِرَادَتُكَ اْلأَسْبَابُ مَعَ إِقَامَةُ اللَّـهِ إِيَّاكَ فِى التَّجْرِيْدِ إِنْحِطَاطٌ عَنِ الْهِمَّةِ الْعَلِيَّــةِ

Keinginanmu untuk lepas dari urusan duniawi, padahal Allah membekalimu dengan sarana pengidupan, adalah syahwat yang samar. Sedangkan keinginanmu untuk mendapatkan sarana penghidupan, padahal Allah telah melepaskanmu dari urusan duniawi, adalah sesuatu kemunduran dari cita-cita luhur.

Jika kita dikaruniai sarana pencaharian yang jelas atau tetap, maka tidaklah beradab jika engkau berharap pengjidupan datang padamu melalui sarana yang tidak jelas atau tidak diketahui. Sebaliknya, jika kita berada situasi ketika sarana penghidupan kita tidak kita ketahui, maka sikap sopan kepada Allah bukanlah meminta sarana yang pasti dan berkelanjutan. Menggantungkan diri kepada Allah membutuhkan sikp penerimaan atas kehendak dan cara-Nya dalam memberikan penghidupan serta pertolongan. Seseorang yang bijak selalu menyandarkan hasil dan sarana pada sumber kekuatan serta ciptaan (Allah).

سَوَابِقُ الْهِمَمِ لَاتَخْرِقُ اَسْوَارَ الْأَقْدَارِ
Menggebunya semangat tidak akan mampu menerobos benteng takdir.

Tidak ada gunanya! Betapapun banyak energi yang engkau curahkan untuk sebuah niat atau tujuan, tetap saja itu tidak akan tercapai jika tidak sesuai dengan keputusan Allah. Engkau tidak akan dapat memenangkan kehendakmu diatas kehendak-Nya, yang telah mengatur alam astral dan kasatmata, serta menetapkan takdir kita semua. Yng harus dilakukan sebagai seorang salik adalah bersungguh-sungguh dalam memfokuskan niat, perhatian dn perjuangan kepada Allah. Hanya pada-Nya lah dibalik semua wujud dan kejadian.

أّرِّحْ نَفْسَكَ مِنَ التَّــدْبِـــيْرِ : فَمَا قَامَ بِهِ غَيْرُكَ عَنْكَ لَاتَـــقُمْ بِهِ لِنَفْسِكَ
Istirahatkanlah dirimu dari mengatur urusanmu : Karena segala yang telah diurus untukmu oleh selainmu, tak perlu engkau turut mengurusnya.

Allah menyatakan bahwa Dia-lah yang menetapkan cara dan sarana penghidupan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan makhluk-Nya. Tugas seorang mukmin adalah mengikuti kehendak Allah dengan senang dan yakin, serta khusyuk dalam beribadah secara benar, dan mempertinggi kesadaran serta pengetahuan tentang kehendak-Nya. Jadilah tamu Allah dan peliharalah kesopanan kepada-Nya.

إِجْتِهَادُكَ فِيْمَا ضُمِنَ لَكَ وَتَقْصِيْرُكَ فِيْمَا طُلِبَ مِنْكَ دَلِيْلٌ عَلَى انْطِمَاسِ الْبَصِيْرَةِ مِنْكَ

Kesungguhanmu untuk mengejar apa yang sudah dijamin untukmu dan kelalaianmu melaksanakan apa yang dituntut darimu adalah bukti dari rabunnya mata batinmu.

Yang Allah harapkan agar kita berjuang demi pencerahan spiritual dan kesiapan untuk akhirat. Berkecamuknya perasaan dan ketidakamanan material hanyalah bayang-bayang gelap yang membelokkan serta mengalihkan kita dari jalan keberhasilan. Penghidupan utama kita dan perkembangannya telah terjamin, dan upaya serta hasrat kita dibutuhkan untuk menyelamisamudera ke-Esa-an Allah dan mengikuti mata hati sejati kita.
لَايَكُنْ تَأَخُّرُ أَمَدَّ الْعَطَاءِ مَعَ الْإِلْحَاحِ فِى الدُّعَاءِ مُوْجِبًا لِيــــَأْسِكَ, فَهُوَ ضُمِنَ لَكَ اْلإِجَابَةَ فِيْمَا يَخْـــتَارَهُ لَكَ لَا فِيْمَا تَــخْــتَارُهُ لِنَفْسِكَ, وَفِى اْلوَقْتِ الَّذِىْ يُرِيْدُ لَا فِى الْوَقْتِ الَّذِىْ تُرِيْدُ.

Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan, jnganlah membuatmu berpatah harapan. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada saat yang Dia kehendaki, baukan pada waktu yang engkau inginkan.

Allah menjawab doa para hamba-Nya yang penuh kerinduan dan permohonan yang keluar dari hati yang ikhlas. Memohon pertolongan Allah didorong oleh perintah-Nya untuk kembali kepada-Nya. Maka, waktu dan cara-Nya membalas doa pun tergantung pada-Nya. Yang perlu dilakukan oleh seorang hamba  adalah berdoa, bergntung dan mempercayai cara-cara yang sempurna dari sang Pencipta. Karena Dia selalu mengetahui keadaan kita yang sebenarnya, juga pertolongan serta perbekalan apa yang tepat untuk kita dalam perjalanan menuju-Nya.

لَايُشَّكِــكَـنَّكَ فِى الْوَعْدِ عَدَمُ وُقُوْعِ الْمَوْعُوْدِ, وَإِنْ تَعَيَّنَ زَمَنُهُ, لِئَلَّا يَكُنَ ذَلِكَ قَدْحًا فِى بَصِيْرَتِكَ وَإِخْمَادًا لِنُوْرِ سَرِيْرَتِكَ.

Tidak terjadinya sesuatunyang dijanjikan, padahal waktunya telah tiba, janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah itu, supaya yang demikian tidak mengaburkan pandangan mata batinmu dan memadamkan cahaya relung hatimu.

Untuk mempertahankan jalan yang tepat menuju pencerahan batin, kita perlu membuang semua keraguan terhadap kesempurnaan, keadilan, serta kebijaksanaan Allah dibalik bentangan peristiwa yang terjadi sesuai dengan urutan dan waktu yang tepat. Yang terpenting adalah, penyerahan diri secara sempurna dan kepercaan total kita terhadap kehendak dan tujuan-Nya, meskipun kita mungkin sudah memperoleh ilham yang benar, wawasan batin menuju penyingkapan peristiwa yang tidak terjadi.

إِذَا فَتَحَ لَكَ وِجْهَةٌ مِنَ التَّعَــــرُّفِ فَلَا تُبْلِ مَعَهَا إِنْ قَلَّ عَمَلُكَ, فَإِنَّهُ مَافَــتَحَهَا لَكَ إِلَّا هُوَ يُرِيْدُ أَنْ يَتَعَرَّفَ إِلَيْكَ, أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ التَّـــعَرُّفَ هُوَ مُوْرِدُهُ عَلَيْكَ وَاْلأَعْمَالُ أَنْتَ مُهْدِيْهَا إِلَيْهِ. وَأَيْنَ مَاتُهْدِيْهِ إِلَيْهِ مِمَّا هُوَ مُوْرِدُهُ عَلَيْكَ؟

Jika Allah membukakan pinti makrifat untukmu, jangan hiraukan mengapa itu terjadi, sementara amalmun amat sedikit. Allah membukakannya bagimu hanyalah karena Dia ingin memperkenalkan diri padamu. Tidakkah engkau mengerti bahwa makrifat itu adalahanugerah-Nya kepadamu, sedangkan amal adalah pemberianmu? Maka, betapa besar perbedaan antara persembahanmu kepada Allah dan karunian-Nya kepadamu?


Kita tidak bisa mengukur seluruh kemurahan Allah, atau sekedar membandingkannya dengan sebuah pengorbanan atau amal-amal saleh kita. Apapun yang kita persembahkan kepada Sang Pencipta ada artinya bila dibandingkan dengan apa yang telah Dia karuniakan kepada kita, yakni fitrah dan cahaya ruh. Sesungguhnya Dia adalah Pencipta dan Pemelihara segala sesuatu ada di dalam dan disekitar kita, yang terlihat maupunj yang tidak terlihat. Tindakan dan amal kita hanya lah tanda serta pendahuluan menuju penyingkapan dan peretolongan, yang sesungguhnya sudah ada namun kita terhalangi dari melihatnya.

0 Response to "AL HIKAM 001 : HIKMAH DAN PERENUNGAN SPIRITUAL"

Post a Comment