AL HIKAM 003 : DARI AIB MENUJU GAIB (01)


AL HIKAM : SYAIKH IBNU ATHO'ILLAH 
BAGIAN KE 003   : DARI AIB MENUJU GAIB

مَاتَرَكَ مِنَ الْجَهْلِ شَــيْـــئًا مَنْ اَرَادَ أَنْ يَحْدُثَ فِى الْوَقْتِ غَيْرَ مَا أَظْهَرَهُ اللَّـهُ فِيْهِ

Sangatlah dungu orang yang menginginkan trjadinya sesuatu yang tidak dikehendaki Allah pada suatu waktu.

Orang yang mendapat penerangan cahaya Allah akan semata-mata menerima dan memahami sesuatu bagaimana menampakkan dan manifestasinya dengan kesadaran serta kerinduan. Fantasi dan ilusi adalah selubung-selubung kejahilan, membuat seseorang merasakan yang lain dari realitas yang tercermin dalam takdirnya. Itulah mengapa dikatakan bahwa kebenaran haya dapt dipantulkan melalui hati yang suci dalam kebersihan diri pada keputusan Allah.

إِحَالَـــتُكَ الْأَعْمَالِ عَلَى وُجُوْدِ الْفَرَاغِ مِنْ رُعُوْنَاتِ النَّفْسِ

Menunda beramal saleh guna menantikan kesempatan yang lebih luang termasuk tanda kebodohan diri.

Watak nafsu adalah selalu mencari kelonggaran, kemudian, dan kesenangan. Menunda-nunda amal yang wajib dan sepi ing pamrih adalah tipuan nafsu demi mengabadikan tuntutan serta kekuasaannya yang selalu bertambah. Alasannya karena tidak ada waktu dan tenaga. Orang bijak adalah dia  yang betindak melawan nafsunya, kebiasaan mentalnya pada masalalu, dan bertindak dengan maksud mencapai tujuan yang lebih tinggi, baik dalam waktu senang, luang, susah, maupun sibuk. Dikatakan waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menebasnya, maka engkaulah yang akan tertebas olehnya.

لَاتَطْلُبْ مِنْهُ أَنْ يُخْرِجَكَ مِنْ حَالَةٍ لِيَسْتَعْمِلَكَ فِيْمَا سِوَاهَا, فَلَوْ أَرَادَ لَاسْـتَعْمَلَكَ مِنْ غَيْرِ إِخْرَاجٍ

Jangan meminta kepada Allah supaya engkau dipindah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Sekiranya Dia menghendaki yang demikian, Dia tentu telah memindahkanmu tanpa mengubah keadaanmu sebelumnya.

Orang yang tercerahkan melihat kesempurnaan dalam setiap keadaan dan situasi yang Allah berikan kepadanya. Dalam kondisi sehat ia bersyukur dan bahagia. Namun jika ia sakit ia menyadari rahmat dan karunia Allah dengan kesabaran serta kelapangan dada. Merasa puas dengan takdir-Nya adalah fondasi akhlak mulia kepada Allah dan merupakan pintu menuju pencerahan serta pengetahuan batin. Semua ini memastikan bahwa keadaan dan pengalamannya dalam batas-batas jalur yang benar. Seseorang yang menyimpang mesti segera bertaubat dan keluar dulu dari kemaksiatan.

مَاأَرَادَتْ هِمَّةُ سَالِكٍ أَنْ تَـــقِفَ عِنْدَ مَاكُشِفَ لَهَا وَنَادَتْهُ هَوَاتِفُ الْحَقِيْقَةِ, اَلَّذِىْ تَطْلُبُ أَمَامَكَ. وَلَاتَبَرَّتْ ظَوَاهِرَ الْمَكُوْنَاتِ إِلَّا وَنَادَتْهُ حَقَائِقُهَا (إِنَّمَا نَحْنُ فِـــتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ)

Bila semangat seorang salik ingin berhenti pada sebagian yang tersingkap baginya, suara-suara hakekat akan memperingatkannya. “Yang engkau cari masih didepan”! Demikian halnya bila tampak keindahan alam, hakikat-hakikat akan memperingatkanmu “kami hanyalah batu ujian, maka janganlah engkau kufur”.
 
Salik yang bersungguh-sungguh terkadang dibimbangkan oleh penglihatan batin dan penyingkapan yang ia alami. Allah memerintahkan kepatuhan secara total kepada cahaya mutlak yang skunder. Jika engkau bersungguh-sungguh mencari kebenaran maka engkau akan diarahkan untuk menggapai (saat) tersingkapnya tabir. Bila sebaliknya maka engkau berada dalam konflik dan penderitaan makhluk yang terus menerus akbat syirik yang samar ataupun tabir-tabir lainnya.

طَلَبُكَ مِنْهُ إِتِّهَامٌ لَهُ. وَطَلَبُكَ لَهُ غَيْــبَةٌ عَنْهُ. وَطَلَبُكَ لِغَيْرِهِ لِقِلَّةِ حَيَائِكَ. وَطَلَبُكَ مِنْ غَيْرِهِ لِوُجُوْدِ بُعْدِكَ عَنْهُ.

Engkau meminta dari Allah berarti menuduh-Nya. Engkau meminta kepada-Nya berarti engkau mengumpat-Nya. Engkau meminta selain-Nya berarti engkau tidak punya malu kepada-Nya. Dan engkau meminta dari selain-Nya berarti egkau jauh darinya.

Orang yang selalu mengingat Allah dan khusyuk di jalan-Nya berada di jalur yang mengantarkan kepada-Nya. Adab yang baik adalah dengan memiliki hati yang ridho, yang tercerahkan karena kehadiran-Nya. Sedangkan ada yang buruk adalah adanya daftar tuntutan atas-Nya, baik yang spiritual maupun material. Ketika semua perlu merasakan rahmat, kedekatan dan cinta-Nya. Allah memperbolehkan kita berada dalam rasa membutuhkan agar dapat lebih dekat kepada-Nya. Bersandar dan yakinlah hanya kepada-Nya serta  pada keputusan-Nya nan sempurna.

مَامِنْ نَفْسٍ تُبْدِيْهِ إِلَّا وَلَهُ قَدَرٌ فِيْكَ يُمْضِيْهِ.

Tiada suatu nafas berhembus darimu, kecuali disitu Takdir Tuhan berlaku padamu.

Semua eksistensi tunduk pada hukum dan ketetapan Allah, serta semu makhluk menjalani takdir mereka. Dikatakan, banyak jalan menuju Allah sebanyak nafas manusia. Nafas-nafas yang telah berlalu mengantarkan kita kepada kesadaran transformatif, penyerahan diri, keridhoan dan pengetahuan tentang kesempurnaan serta keEsaan-Nya.


لَاتَتْرَقَّبْ فُرُوْغَ الْأَغْيَارِ, فَإِنَّ ذَلِكَ يَقْطَعُكَ عَنْ وُجُوْدِ الْمُرَاقَبَةِ لَهُ فِيْمَا هُوَ مُقِيْمَكَ مِنْهُ

Jangan menunggu hingga habisnya gangguan bayang-bayang makhluk, sebab yang demikian itu akan menghalangimu dari wawasan diri kepada-Nya dalam tahapan dimana engkau Dia tempatku.

Salik yang ikhlas akan selalu menerima keadaan sambil merenungkan makna dan kesempurnaan waktu. Jabatan dan godaan duniawai adalah pembenaran yang palsu karena tidak adanya keteguhan kesadaran serta penyembahan kepada Allah. Jangan menunggu waktu luang untuk melaksanakan kewajiban sepiritualmu dalam hidup ini. Jangan seperti orang sakit yang mengatakan ia hanya akan memperoleh obat bila ia sehat dan mampu. Salik yang setia hanya akan meraih ketenangan sejati dan kepastian batin bila ia menerima waktu serta keadaannya dengan keridhoan dan keimanan total.

لَاتَسْتَغْرِبْ وُقُوْعَ اْلأَكْدَارِ مَادُمْتَ فِى هَذِهِ الدَّارِ. فَإِنَّهَا مَاأَبْرَزَتْ إِلَّا مَاهُوَ مُسْتَحِقٌّ وَصْفِهَا وَوَاجِبُ نَعْتِهَا

Selama engkau berada di dunia ini janganlah terkejut dengan adanya penderitaan. Sesungguhnya penderitaan muncul hanyalah karena memang menjadi sifat pantasnya atau karakter aslinya.

Semua pengalaman dan peristiwa di dunia merupakan perubahan yang terus menerus yang berkisar antara dua sifat yang berlawanan. Di dunia ini tidak ada kondisi senang dan nyaman yang bbisa dipercaya. Dikatakan, orang yang mencari apa yang tidak diciptakan (dunia yang bisa dipercaya), maka ia akan meletihkan dirinya sendiridalam rasa kehilangan. 

مَاتَوَقَّفَ مَطْلَبٌ أَنْتَ طَالِبُهُ بِرَبِّكَ, وَلَاتَيَسَّرَ مَطْلَبٌ أَنْتَ طَالِبُهُ بِنَفْسِكَ

Pinta tada tertahan selama engkau memohon kepada Tuhan. Namun pinta tiada mudah bila pada dirimu sendiri angkeu berserah.

Jika engkau ikhlas dan sungguh-sungguh bersandar kepada kemurahan, petunjuk dan kesempurnaan Allah, serta tetap tabah dan yakin aan Rahmat-Nya maka jawaban atas permintaanmu akan sangat memuaskan. Semua upaya pribadi akan mengantarkan pada kekecewaan dan kegagalan, kecuali jika ia menjadi bagian dari kemajuan menuju pengetahuan tentang Allah dan kehendak-Nya.

0 Response to "AL HIKAM 003 : DARI AIB MENUJU GAIB (01)"

Post a Comment