SAAT SAAT YANG PALING MENEGANGKAN DALAM HIDUP

اللـهم صل على سيدنا محمد صلاة الرضى وارض عن أصحابه الرضاء الرضى

Kematian adalah muara kehidupan bagi setip makhluk dan akhir dari perjalanannya di dunia ini, tidak ada yang bisa lolos dari kematian, semua yang hidup pasti akan mencicipi yang namanya “kematian”. Kematian merupakan gerbang menuju alam berikutnya, yakni alam abadi. Beratnya kematian bisa kita lihat dari sejarah kematian manusia yang terekam kepada kita, bagaimana calon mayat mengalami sakaratul maut yang jika dia bisa berlari darinya niscaya dia akan berlari, tetapi ke mana?

كُلُّ نَـفْسٍ ذَائِـقَـةُ الْمَـوْتِ
Segala kehidupan pasti akan mengalami (ngicipi) kematian
Berikut ini adalah berita kematian yang paling mengagungkan sepanjang masa, yakni meninggalnya Rasulullah Muhammad saw.

Pada saat tanda-tanda sakit mulai terlihat pada diri Rasulullah saw, beliau bersabda, "Aku ingin mengunjungi syuhada perang Uhud." Beliau berangkat dan berdiri di atas kubur mereka dan berkata, “Assalamu'alaikum wahai syuhada Uhud, kalian adalah orang-orang yang mendahului, kami. Insya Allah, akan menyusul kalian dan aku pun insya Allah akan menyusul kalian."

Pulang dari pemakaman, Rasulullah saw menangis, para sahabat bertanya, "Apa yang membuat engkau menangis ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Aku rindu pada saudara-saudaraku." Para sahabat berkata, "Bukankah kami adalah saudara-saudaramu ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Bukan, kalian adalah sahabat-sahabatku. Adapun saudara-saudaraku, mereka adalah kaum yang datang sesudahku, mereka beriman kepadaku dan tidak melihatku."

Tiga hari sebelum Rasulullah saw, wafat, dan sakit beliau mulai menguat. Waktu itu beliau menginap di rumah Istrinya Maemunah, beliau bersabda, "Kumpulkan istri-istriku." Para istri berkumpul. Dan Nabi saw bertanya kepada mereka, "Apakah kalian mengizinkanku menginap di rumah Aisyah?" Mereka menjawab, "Kami mengizinkanmu ya Rasulullah."

Beliau hendak bangkit, namun tidak mampu. Maka datanglah Ali bin Abu Thalib dan Fadhl bin Abbas memapah Rasulullah saw, dari rumah Maemunah ke rumah Aisyah ra.

Untuk pertama kali para sahabat melihat Nabi Muhammad saw, dipapah. Mereka berkumpul dan bertanya-tanya, "Ada apa dengan Rasulullah? Ada apa dengan Rasulullah?" Orang-orang mulai berkumpul di masjid. Dan masjid pun penuh dengan para sahabat.

Nabi saw dibawa ke rumah Aisyah, beliau mulai berkeringat dan berkeringat. Aisyah ra, berkata, "Aku belum pernah seumur-umur melihat orang berkeringat sederas ini." Lalu Aisyah ra, memegang tangan Rasulullah saw, dan mengusap keringat dengan tangan itu. Mengapa dengan tangan Rasulullah saw, dan bukan dengan tangannya sendiri?

Aisyah menjelaskan, "Tangan Rasulullah saw, lebih baik dan lebih mulia dari pada tanganku. Karena itu aku mengusap keringatnya dengan tangan beliau dan bukan dengan tanganku." Ini merupakan penghormatan kepada Nabi Muhammad saw.
Aisyah ra, berkata, aku mendengar Rasulullah saw, berkata, “La ilaha illallah, kematian mempunyai sekarat. La ilaha illallah, kematian mempunyai sekarat."

Terdengar suara gaduh dari masjid. Nabi Muhammad saw bertanya, "Ada apa?" Aisyah ra, menjawab, "Orang-orang mengkhawatirkanmu ya Rasulullah." Nabi Muhammad saw berkata, "Bawalah aku kepada mereka."

Beliau hendak berdiri tetapi tidak bisa, maka beliau disiram dengan air sebanyak tujuh kali agar sadar, selanjutnya beliau dibawa ke masjid dan diletakkan di atas mimbar. Inilah khutbah terakhir di mana beliau bersabda.

"Wahai manusia! Sepertinya kalian mengkhawatirkanku." Mereka menjawab, "Benar ya Rasulullah." Rasulullah saw, bersabda, "Wahai manusia, dunia bukanlah pertemuan kalian denganku akan tetapi pertemuan kalian denganku adalah di telaga. Demi Allah seolah-olah diriku melihatnya dari tempat ini.

“wahai manusia, demi Allah bukan kemiskinan yang aku takutkan atas kalian, akan tetapi yang aku takutkan atas kalian adalah dunia. “Kalian berlomba-lomba padanya sebagaimana orang-orang sebelum kalian juga berlomba-lomba padanya. Maka ia membinasakan kalian seperti ia telah membinasakan mereka."

Rasulullah saw, melanjutkan sabdanya, "Wahai manusia! bertakwalah kepada Allah, pada wanita aku wasiatkan agar kalian berbaik-baik kepada wanita." Kemudian beliau melanjutkan, "Wahai manusia sesungguhnya seorang hamba diberi pilihan oleh Allah antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya, maka dia memilih apa yang ada di sisi-Nya”.

Tidak seorang pun yang mengerti siapa yang dimaksud hamba tersebut, padahal maksud Nabi saw, adalah dirinya sendiri, kecuali Abu Bakar. Ketika Abu Bakar mendengar ucapan Rasulullah saw, dia tidak mampu menahan dirinya, tangisannya terdengar di seluruh masjid, dia memotong ucapan Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, kami mengorbankan bapak-bapak kami untukmu, ya Rasulullah kami mengorbankan ibu-ibu kami untukmu, ya Rasulullah kami mengorbankan istri-istri kami untukmu, ya Rasulullah kami mengorbankan harta-harta kami untukmu."

Abu Bakar mengulang-ulang ucapannya. Maka orang-orang melihatnya dengan kejengkelan, bagaimana dia berani memotong pembicaraan Rasulullah saw.

Rasulullah saw meneruskan, "Wahai manusia, tidak seorang pun dari kalian yang memiliki jasa kepada kami kecuali kami telah membalasnya, kecuali Abu Bakar. Aku tidak kuasa membalasnya, maka aku menyerahkannya kepada Allah Ta’ala. Semua pintu ke masjid hendaknya ditutup kecuali pintu Abu Bakar, ia tidak ditutup untuk selama-lamanya."

Kemudian Rasulullah saw,  dipapah pulang ke rumah Aisyah ra. Datanglah Abdur Rahman bin Abu Bakar dengan siwak di tangannya. Aisyah berkata, "Dari pandangan kedua mata Rasulullah saw, aku mengerti bahwa beliau menginginkan siwak. Maka aku mengambil siwak dari tangan Abdur Rahman dan melunakkannya terlebih dahulu dengan mulutku, seterusnya aku berikan kepada Nabi saw. Jadi ludahku adalah sesuatu yang paling terakhir yang masuk ke dalam mulut Rasulullah saw."

Putri tercinta Rasulullah saw sayidatina Fatimah Az-Zahra’ ra, datang. Dia menangis, karena dia terbiasa setiap kali datang kepada Nabi saw, dan Nabi saw berdiri untuk menyambutnya dan mencium keningnya, akan tetapi kali ini Nabi saw tidak kuasa berdiri untuknya.

Rasulullah saw bersabda kepada Fatimah, "Mendekatlah kemari wahai Fatimah!" Rasulullah saw, berbisik di telinga Fatimah ra, maka Fatimah ra, pun menangis. Kemudian beliau bersabda kepadanya untuk kedua kalinya, "Mendekatlah kemari ya Fatimah." Rasulullah saw berbisik kepadanya dan Fatimah tertawa.

Setelah Rasulullah saw wafat, Fatimah ditanya tentang hal itu, maka dia menjawab, beliau berkata kepadaku, “Wahai Fatimah aku mati pada malam ini.” Maka aku menangis. Kemudian beliau berkata kepadaku, “Wahai Fatimah, kamu adalah keluargaku pertama yang menyusulku.” maka aku tertawa.

Lalu Nabi saw bersandar di dada Aisyah istrinya. Aisyah berkata, beliau mengangkat tangannya dan pandangannya ke langit, kedua bibirnya bergerak, yang terdengar oleh Aisyah adalah, “Bersama orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada` dan shalihin, ya Allah ampunilah aku dan rahmatilah aku, dan kembalikan aku kepada ar-Rafiq al-A’la, ya Allah ar-Rafiq al-A’la.” Kata terakhir terulang tiga kali dan tangannya luruh. Beliau berpulang.

Perisitwa besar ini terjadi di waktu dhuha pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal tahun 11 H, usia beliau pada saat itu enam puluh tiga tahun lebih empat hari.

Anas berkata, “Aku tidak pernah melihat satu hari pun yang lebih baik dan lebih bersinar dari pada hari kedatangan Rasulullah saw, dan aku tidak melihat satu hari pun yang lebih buruk dan lebih gelap daripada hari meninggalnya Rasulullah saw.”

Rasulullah wafat pada hari senin tanggal 8 Juni tahun 632 M, di Madinah Al-Munawwarah 

الصلاة والسلام عليك ياسيدى يارسول اللـه, خذ بيدى قلت حيلتى أدركنى

0 Response to "SAAT SAAT YANG PALING MENEGANGKAN DALAM HIDUP"

Post a Comment